Langsung ke konten utama

RERANGKA PELAPORAN KEUANGAN


Kerangka merupakan prinsip dasar. Didalam dunia akuntansi terdapat istilah rerangka pelaporan keuangan. Lalu, apakah kerangka dan rerangka memiliki makna yang sama? Sebenarnya kedua istilah ini memiliki makna yang sama haya saja istilah kerangka digunakan untuk prinsip dasar yang terlihat contohnya kerangka tulang-belulang, kerangka layang-layang dan lain sebagainya. Sedangka rerangka digunakan untuk prinsip dasar yang bersifat abstrak contohnya pada rerangka pelaporan keuangan.
Sebagai dasar rerangka pelaporan keuangan terlebih dahulu kita harus memahami bahwa tujuan utama akuntansi yaitu untuk menyediakan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan maka dari itu dalam rerangka pelaporan keuangan terdapat Recognition and Measurement Concept, konsep ini dibagi menjadi tiga bagian yang pertama tujuan, cara untuk mencapai tujuan itu sendiri, dan harus melalui apa cara itu bisa berjalan guna tercapainya tujuan.
Tujuan dibuat rerangka pelaporan keuangan diharapkan para akuntan dapat menyediakan laporan keuangan yang bisa diterima dan dimengerti oleh publik maka dari itu terdapat beberapa cara agar hal itu bisa tercapai diantaranya melalui assumption, principle, dan constraints. Didalam assumption itu sendiri perusahaan seharusnya bisa memisahkan hubungan pribadi dan perusahaan (Economic Entity), harus bisa memastikan bahwa perusahaan akan berjalan berlangsung lama (Going Concer), memahami sepenuhnya bahwa laporan keuangan tidak cukup hanya sekedar narasi tanpa ada unit moneternya (Monetary Unit),  dan harus bisa memberikan kejelasan yang sejelas-jelasnya didalam periode-periode yang ditetapkan misalnya memberikan kejelasan apakah perusahaan sudah berhasil atau sebaliknya dalam periode yang ditetapkan (Periodicity). Sedangkan pada bagian principle seorang akuntan harus menjungjung tinggi beberapa prinsip diantaranya pengukuran (measurement), pengakuan pendapatan kapan pendapatan itu akan diakui (Revenue Recognition), pengakuan beban kapan beban ini diakui di laporan laba rugi (Expense Recognition), dan prinsip bahwa seorang akuntan harus bisa menyampaikan semua informasi yang ada (Full Disclosure). Dibagian constraints harus bisa memikirkan manfaat yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam penyajian laporan keuangan (Cost Benefit), tidak membuat akun keuangan berubah (Materiality), menyajikan laporan keuangan sesuai jenis industrinya (Industry Practice), dan harus penuh dengan rasa kehati-hatian (Conservatism).

Setelah mengetahui cara untuk mencapai tujuan tersebut sangat penting bagi seorang akuntan mengetahui melalui apa cara tersebut dapat diaplikasikan. Dalam hal ini kita bisa melalui elemen akuntansi itu sendiri yang diantaranya assets, liabilities, equity, revenes, expenses, gains & losses. Selain melalui elemen-elemen tersebut bisa juga melalui karakteristik kualitatif yang diantaranya kecepatan dalam menghasilkan laporan keuangan (Relevance), kebenaran dalam menghasilkan laporan keuangan (Releability), membandingkan laporan keuangan perusahaan yang satu sektor (Comparability), dan kekonsistenan dalam dalam penetapan metode (Consistency). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP DASAR PATON DAN LITTLETON

Konsep dasar merupakan konsep yang berlaku secara umum sebagai dasar dalam penalaran dan perekayasaan laporan keuangan. Sebenarnya, konsep dasar ini bisa disebut dengan berbagai nama seperti Postulat, Asumsi Dasar, Sifat Dasar, Prinsip Mendasar/umum, dan lain sebagainya. Selain itu, konsep dasar memiliki beberapa sumber seperti dari IAI/ASC, Paul Grady, Accounting Principles Board (APB), Paton dan Littleton, dan lain sebagainya. Menurut sudut pandang Paton dan Littleton konsep dasar akuntansi ada tujuh diantaranya entitas bisnis atau kesatuan usaha (business entity) , kontinuitas usaha ( continuity of activity) , penghargaan sepakatan (measured consideration) , kos melekat (cost attach) , upaya dan hasil/capaian (effort and accomplishment) , bukti terverifikasi dan objektif (verifiable, objective evidence), dan asumsi (assumption) . Entitas bisnis atau kesatuan usaha (business entity), didalam konsep ini ditekankan bahwa dalam suatu perusahaan seorang pemilik harus bisa memisa...

Soal & Pembahasan PPh Pasal 23

1.       PT. ABC membayar jasa maklon kepada CV. Sejahtera sebesar Rp 30.000.000, (Diasumsikan kedua perusahaan memiliki NPWP) Pertanyaan: a.        Berapakah PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT. ABC? b.       Buatlah Jurnal atas transaksi di atas? Jawab: a.        PPh Pasal 23 = 2% x Rp. 30.000.000 = Rp. 600.000 b.       Jurnal Jurnal CV Sejahtera Kas                                          Rp. 30.000.000             Pendapatan Jasa                          ...

MIND MAP AKUNTANSI PERPAJAKAN (PPN & PPnBM)